1João Cerrilo Colo, 2Margaretha Solang, 3Sylva Flora Ninta
1,2,3Department of Public Health, Postgraduate, Gorontalo State University, Gorontalo City
ABSTRACT:
Short Toddlers (Stunting) is a nutritional status based on the Body Length according to Age (PB/U) index or Body Height according to Age (TB/U) where in the anthropometric standard for assessing children’s nutritional status, the results of these measurements are at the threshold (Z- Score) -3 SD to <-2 SD (short /stunted) and <-3 SD (very short/ severely stunted). The formulation of the problem is how Stunting occurs in toddlers aged 12-36 months and whether there is an influence of the type of food, amount of food, food schedule, carbohydrates, protein, fat, and zinc on the incidence of stunting in toddlers aged 12-36 months. This research aims to analyze the influence of diet and intake of macro and micronutrient zinc on the incidence of stunting in toddlers aged 12-36 months. This type of observational research uses a cross-sectional design. This research was carried out in Usitasae Village. The sample in this study consisted of 54 toddlers using cluster random sampling techniques with bivariate analysis using the chi-square test and multivariate analysis using the multinominal logistic regression test. The results of data analysis on the prevalence of stunting in toddlers aged 12-36 months were 64.8%. The relationship between nutritional intake and the incidence of stunting in toddlers is the type of food (P value = 0.005 ≤ α = 0.05), the amount of food (P value = 0.018 ≤ α = 0.05), the food schedule (P value = 0.022 ≤ α = 0.05), carbohydrates (P value = 0.010 ≤ α = 0.05), protein (P value = 0.000 ≤ α = 0.05), fat (P value = 0.008 ≤ α = 0.05), zinc (P value = 0.006 ≤ α = 0.05). There is a relationship between the type of food, amount of food, food schedule, carbohydrates, protein, fat, and zinc on the incidence of stunting in toddlers aged 12-36 months. There is a need for further study regarding the intake of macro and micronutrients zinc in toddlers aged 12-36 months.
KEYWORDS:
Stunting incidence, diet, nutrients, macro and micro zinc.
REFERENCES :
1) Afifah, L. 2019. Hubungan Pendapatan, Tingkat Asupan Energi dan Karbohidrat dengan Status Gizi Balita Usia 2-5 Tahun di Daerah Kantong Kemiskinan. Amerta Nutrition, 3(3), 183.
2) AKG. 2019. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2019Tentang Angka Kecukupan Gizi Yang Dianjurkan Untuk Masyarakat Indonesia. AKG, 8(5), 55.
3) Akuntabilitas, L. 2019. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan(LAKIP) Dana Dekonsentrasi (03-DK) Tahun 2019.
4) Ayuningtyas, A., Simbolon, D., & Rizal, A. 2018. Asupan Zat Gizi Makro dan Mikro terhadap Kejadian Stunting pada Balita. Jurnal Kesehatan, 9(3), 445.
5) Baculu, E. P. H. 2017. Hubungan Pengetahuan Ibu Dan Asupan Karbohidrat Dengan Status Gizi Pada Anak Balita Di Desa Kalangkangan Kecamatan Galang Kabupaten Toli Toli. Promotif, 7(1), 14–17.
6) Choliq, I., Nasrullah, D., &Mundakir, M. 2020. Pencegahan Stunting di Medokan Semampir Surabaya Melalui Modifikasi Makanan Pada Anak. Humanism : Jurnal Pengabdian Masyarakat, 1(1), 31–40.
7) Dewi et.al. 2017. Hubungan Tingkat Kecukupan Zat Besi Dan Seng Dengan Kejadian Stunting Pada Balita 6-23 Bulan. Amerta Nutrition, 1(4), 361.
8) Diniyyah, S. R., & Nindya, T. S. 2017. Asupan Energi, Protein dan Lemak dengan Kejadian Gizi Kurang pada Balita Usia 24-59 Bulan di Desa Suci, Gresik. Amerta Nutrition, 1(4), 341.
9) Gusti Putu Ngurah Adi Santika, S.Pd., M. F., & Fakultas. 2016. Pengukuran Tingkat Kadar Lemak Tubuh Melalui Jogging Selama 30 Menit Mahasiswa Putra Semester IV FPOK IKIP PGRI Bali Tahun 2016. Scienceof Surverying and Mapping, 41,89–98.
10) Hariyati et al. 2016. Hubungan Antara Riwayat Infeksi dan Tingkat Konsumsi dengan Kejadian Stunting pada Anak Usia 25-59 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Kalisat Kabupaten Jember ( The Correlation Between Historyof Infectionand Consumption Level with Genesis Stunting Among C.
11) Hidayati, M. N., Perdani, R. R. W., & Karima, N. 2019. Peran Zink terhadap Pertumbuhan Anak. Majority, 8, 168–171.
12) Kemenkes RI. 2018. Buletin Stunting. Kementerian Kesehatan RI, 301(5), 1163–1178
13) Kemenkes RI. 2016. Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2016 Tentang Standar Antropometri Anak. 2(1), 5–7.
14) Kundarwati et al. 2022. Hubungan Asupan Protein, Vitamin A, Zink, dan Fe dengan Kejadian Stunting Usia 1-3 Tahun. 11(1), 9–15.
15) Langi et.al. 2019. Asupan Zat Gizi Dan Pendapatan Keluarga Terhadap Kejadian Stunting Pada Anak Usia 3-5 Tahun. Gizido, 11(2), 51–54.
16) Londa, V. Y. 2018. Pengaruh Sistem Merit Terhadap Semangat Kerja Aparatur Sipil Negara Di Kantor Sekretariat Daerah Kota Manado. Jurnal Administrasi Publik,4(53), 1–13.
17) Maharani et al. 2017. Pengaruh Suplementasi Seng Dan Zat Besi Terhadap Tingkat Kecukupan Energi Balita Usia 3–5 Tahun Di Kota Semarang. Nature,6,293–300.
18) Marahayu et.al. 2020. Hubungan Tingkat Kecukupan Zinc Dan Protein Dengan Kejadian Stunting Pada Anak Di Kabupaten Demak Mustika Marahayu Hubungan Tingkat Kecukupan Zinc Dan Protein Dengan Kejadian Stunting Pada Anak Di Kabupaten Demak. Publikasi.Dinus.Ac.Id, 548–555.
19) Ministerio Da Saude (MDS), Peskiza Ai-Han NoNutrisaun Timor Leste (PANTL), 2020.
20) Muhammad, F., Nurhajjah, S., &Revilla, G. 2018. Pengaruh Pemberian Suplemen Zink Terhadap Status Gizi Anak Sekolah Dasar. Jurnal Kesehatan Andalas, 7(2), 285.
21) Nomura K, Bhandari AKC, Matsumoto-Takahashi ELA, Takahashi O. 2023. Risk Factors Associated with Stunting among Children Under Five in Timor-Leste. Annals of Global Health. 2023; 89(1): 63, 1–14. DOI:
22) Nugraheni, A. N. S., Nugraheni, S. A., & Lisnawati, N. 2020. Hubungan Asupan Zat Gizi Makro dan Mineral dengan Kejadian Balita Stunting di Indonesia: Kajian Pustaka. Media Kesehatan Masyarakat Indonesia, 19 (5), 322–330.
23) Nursalam. 2015. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis.
24) Putra, Y. D., Fahrurazi, H., & Mahmudah. 2020. Hubungan Pola Asuh Ibu Dengan Kejadian Stunting Pada Balita Usia 12-59 Bulan Di Desa Juking Pajang Wilayah Kerja Puskesmas Puruk Cahu Kabupaten Murung Raya Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2020. Hubungan Pola Asuh Ibu Dengan Kejadian Stunting Anak Usia 24-59 Bulan Di Posyandu Asoka II Wilayah Pesisir Kelurahan Barombang Kecamatam Tamalate Kota Makasar, 53.
25) Rahmadhita, K. 2020. Permasalahan Stunting dan Pencegahannya. Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada, 11(1), 225–229.
26) Rahmandiani, R. D., Astuti, S., Susanti, A. I., Handayani, D. S., & Didah. 2019. Hubungan Pengetahuan Ibu Balita Tentang Stunting Dengan Karakteristik Ibu dan Sumber Informasi di Desa Hegarmanah Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang Rizkia. Jsk, 5(2), 74–80.
27) Rahmawati et.al. 2020. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Stunting Sangat Pendek dan Pendek pada Anak Usia 24-59 Bulan di Kecamatan Sawah Besar Related Factors of Very Short and Short Stunting In Children Aged 24-59 Months in Kecamatan Sawah Besar. Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat, 12(2), 68–78.
28) Ramadhan et.al. 2020. Hubungan Tinggi Badan Ibu, Sosial, Ekonomi Dan Asupan Sumber Zinc Dengan Kejadian Stunting Pada Anak Usia 3-5 Tahun Di Puskesmas Kopelma. Jurnal Averrous, 6(1), 55–65.
29) Ririn, K., & Trias, M. 2020. Stunted Toddlers Had Lower Hair Zinc Level Comparedto Their Normal Peers: Resultfrom a CaseControl Study in Nganjuk. J NutrSci Vitaminol, 9-12.
30) Sanitation, E., Sari, Y. W., Wirjatmadi, B., & Setyaningtyas, S. W. 2020. Hubungan Tingkat Kecukupan Zat Gizi Makro, Personal Hygiene Ibu, Sanitasi Lingkungan Dan Diare Dengan Kejadian Stunting Balita Usia 24- 59 Bulan. 11, 94–104.
31) Sari, H. P., Permatasari, L., Ayu, W., & Putri, K. 2021. Perbedaan Keragaman Pangan, Pola Asuh Makan , dan Asupan Zat Gizi Makro pada Balita dari Ibu Bekerja dan Ibu Tidak Bekerja Differencesof Food Diversity , Child Feeding Patterns, and Macro Nutrition Intake in Childrenfrom Business Women and Housewife.60,2–3.
32) Septiawahyuni, suminar. 2019. Kecukupan Asupan Zinc Berhubungan dengan Perkembangan Motorik pada Balita Stunting dan Non-Stunting Adequacyof Zinc Intakeis Related to Motoric Development among Stunted and Non-Stunted Toddler. 1–6.
33) SSGI, 2021. Hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) Tingkat Nasional, Provinsi, dan Kabupaten/Kota Tahun 2021. In Buku Saku (pp. 1–168).
34) Supariasa et.al. 2019. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Stunting pada Balita di Kabupaten Malang. Karta Rahardja, Jurnal Pembangunan Dan Inovasi, 1(2), 55–64. Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan. (n.d.). 100 Kabupaten/Kota Prioritas untuk Intervensi Anak Kerdil (Stunting). 1.
35) Toliu et.al. 2018. Hubungan Antara Tinggi Badan Orang Tua Dengan Kejadian Stunting Pada Anak Usia 24-59 Bulan Di Kecamatan Pasan Kabupaten Minahasa Tenggara Stunting adalah kondisi bayi yang gagal tumbuh pada usia 0-11 bulan dan anak balita berusia 12-59 bulan . Terjadinya. Jurnal KESMAS, 7(5), 5–9.
36) UNICEF. 1998. the State ofthe World ’ S the State ofthe World ’ S Children. In Oxford University press.
37) UNICEF/WHO/ World Bank Grub. 2021. Titlelevels and trends in child malnutrition.
38) Wanimbo, E., &Wartiningsih, M. 2020. Hubungan Karakteristik Ibu Dengan Kejadian Stunting Baduta (7-24 Bulan) Di Karubaga. Jurnal Manajemen Kesehatan Yayasan RS.Dr. Soetomo, 6(1), 83.
39) Wulandari, R. C., & Muniroh, L. 2020. Hubungan Tingkat Kecukupan Gizi, Tingkat Pengetahuan Ibu, dan Tinggi Badan Orang tua dengan Stunting di Wilayah Kerja Puskesmas Tambak Wedi Surabaya. Amerta Nutrition, 4(2), 95.
40) Yosephin, B. 2018. Tuntunan Praktis Menghitung Kebutuhan Gizi (K. Marcella (ed.)). Andi Offset.